Pasukan Garuda Evakuasi 6 Ton Bahan Peledak di Afrika

0
AFRIKA - Pasukan Garuda yang menjalankan misi perdamaian di Republik Afrika Tengah berhasil mengevakuasi enam ton bahan peledak sisa konflik bersenjata di negara tersebut dari sebuah gudang tua militer.

Selanjutnya, bahan peledak tersebut akan dimusnahkan untuk memastikan Pemilu yang akan digelar pada Desember 2015 di Republik Afrika Tengah berjalan damai. Saat ini, masih banyak senjata dan bahan peledak yang dipegang oleh milisi maupun masyarakat sipil yang menjadi perhatian khusus PBB.

“Akan dilakukan proses Disarmament demobilization reintegration dan akan dilanjutkan dengan proses pemusahanan melibatkan pasukan Zeni yang memiliki kemampuan pendeteksian bahan peledak termasuk pasukan perdamaian Indonesia,” ungkap Mayor Kav Eddy Wijaya, Perwira Penerangan Konga XXXVII-A/Minusca dalam rilisnya kepada Okezone, Rabu (8/7/2015).

Pada Senin 6 Juli 2015, satu Tim Penjinak Bahan Peledak Satgas Kizi TNI Kontingen Garuda XXXVII-A/Minusca telah melakukan pendeteksian di perkampungan yang terletak di Camp Beal, Bangui ibukota CAR yang dikenal sebagai basis Milisi Seleka. Kegiatan melibatkan unsur tim Jihandak dengan perlengkapan Body Armor, Mine Detector, Bomb Blanket, Discrupter, Hook and line set.

Kegiatan tersebut, dipimpin Perwira Seksi Operasi Lettu Czi M. Iqbal bersama beberapa personel UNMAS (United Nation Mine Action Service), yaitu salah satu badan PBB yang mengurusi persoalan bahan peledak dan ranjau di negara konflik.

“Tim tersebut diperkuat dengan pengamanan dari peleton pengaman Satgas dengan dua unit Ranpur Anoa V2 serta pengamanan ring luar oleh Infanteri dari Congo Battalion dan Gabon Battalion yang memberi perlindungan di lokasi kegiatan,” ungkapnya.

Mayor Eddy menambahkan bahwa di lokasi tersebut masih rawan kontak tembak serta belum diketahui jumlah dan sebesar apa kekuatan bahan peledaknya, sehingga memiliki tingkat bahaya dan menjadi kesulitan tersendiri bagi Tim Jihandak Konga XXXVII-A/Minusca. Lokasi tersebut berupa sebuah gudang tua milik angkatan bersenjata CAR, yaitu Forced Armees Centraficaine yang masih dibekukan oleh pemerintah karena terlibat dalam konflik tahun 2013.

Setelah melakukan proses deteksi dan identifikasi selama satu jam terhadap tumpukan bahan peledak, ditemukan ranjau anti-tank, granat tangan, roket, penggalak roket, TNT blok, munisi Mortir 60, serta munisi kaliber 7,62 dengan berat keseluruhan sekitar enam ton. Kemudian dilakukan proses evakuasi terhadap semua bahan peledak untuk selanjutnya dilakukan proses pemusnahan. Proses pemusnahan dilakukan setelah hasil DDR di daerah lain selesai.

Kontingen Garuda berada di Republik Afrika Tengah untuk menjalan misi Minusca, yaitu sebuah misi memulihkan dan menciptakan perdamaian di negara tersebut setelah terjadi konflik pada 2013.(ful)